Follow Us

Sabtu, 18 Mei 2019

aubmopsdkubwi

Training Authorship Online Sharing Session

kementrian riset dan keilmuan saat mengkoordinasi jalannya diskusi (foto istimewa)



Kementrian Riset dan Keilmuan AUBMO PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi mengadakan online sharing session. Sharing Session yang dilaksanakan di grup whatsapp bertajuk “Training Authorship Online Sharing Session” ini mengangkat tema Etika Kepenulisan dalam Karya Tulis Ilmiah. TRAOSS, singkatan dari acara ini, mendatangkan pemateri dari alumni bidikmisi Universitas Airlangga yang kini tengah menempuh pendidikan di Jepang bernama Yessi Rahmawati. Ia pernah beberapa kali menjadi Best Papper dalam kompetisi menulis tingkat nasional maupun internasional.
            Yessi, begitu sapaan akrabnya, berbagi tentang bagaimana membuat suatu karya tulis ilmiah yang baik dan benar. Hal pertama yang paling penting dalam menulis karya tulis ilmiah adalah ide. Ide bisa muncul dari mana saja dan untuk mengembangkan ide perlu banyak membaca beberapa referensi yang berkaitan dengan ide tersebut. Tidak hanya sampai disitu, kita harus mengecek ulang apakah data kita benar atau tidak. “Bahasa yang digunakan dalam menulis karya tulis ilmiah haruslah to the point, lugas dan tidak menye-menye.” Kata Yessi.
            Wanita yang tengah menyiapkan konferensi di Harvard University ini juga berpesan agar jangan mudah patah semangat  dalam menulis dan lakukan yang terbaik. “Kenali tujuan tulisan dan cari keunikan dalam tulisan kalian, tetapkan target, keras pada diri sendiri dan jangan takut untuk belajar dan buat kesalahan.” Pesannya. Ia menambahkan bahwa keahlian menulis dalam dunia kerja sangat dibutuhkan. Satu lagi, dalam menulis tidak perlu berlebihan “Jangan merumitka sesuatu yang tidak rumit, tapi sederhanakanlah sesuatu yang rumit.” Tambahnya.
            Kedepannya, acara ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi mahasiswa bidikmisi PSDKU Unair di Banyuwangi untuk mengembangkan skill dalam menulis khususnya menulis karya tulis ilmiah.

Read More
aubmopsdkubwi

AUBMO PSDKU Siap Bangkitkan Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa Generasi Millenial di Era Revolusi 4.0

pemateri saat memberikan materi terkait industri 4.0

Kegiatan Organisasi Bidikmisi Aubmo Unair PSDKU kali ini merupakan kegiatan Seminar Kewirausahaan yang mewadahi mahasiswa Bidikmisi Unair dan beberapa mahasiswa Bidikmisi dari Jember Raya yang juga merupakan undangan dari kegiatan seminar kali ini. Pada acara seminar yang telah dilaksanakan pada Sabtu, 30 Maret 2019 yang bertempat di ruang A202 kali ini mengangkat tema “Bangkitkan Jiwa Kewirausahaan Generasi Millenial di Era Revolusi 4.0” dan sementara untuk jargon kegiatan seminar ini sendiri yakni “Ready to Change For Revolution 4.0” dimana yang nantinya acara ini diharapkan dapat membangkitkan jiwa kewirahausahaan para mahasiswa bidikmisi agar siap dan berani untuk berwirausaha terutama di era revolusi industri 4.0. Seminar Kewirausahaan ini merupakan program kerja dari Kementerian Kewirausahaan Aubmo PSDKU yang dibantu dengan beberapa panitia dari mahasiswa anggota bidikmisi Unair sendiri.
            Pengisi materi seminar kewirausahaan kali ini terdapat 2 pemateri sekaligus yakni Dede Abdul Ghany, S.E. yang merupakan lulusan dari Fakultas Ekonomi Brawijaya Malang dan juga sekarang ini menjabat sebagai Ketua Harley Davidson Club Banyuwangi (HDCB) dan pemateri kedua yakni Suryanto S.Ap yang merupakan lulusan dari Universitas 17 Agustus Banyuwangi dimana menjabat sebagai Ketua HIPMI PT Banyuwangi pada tahun 2017-sekarang. Pada pengisisan materi sesi pertama disampaikan oleh Dede Abdul Ghany, S.E. yang menceritakan awal mulanya ia berbisnis yakni pada tahun 2010 dan beberapa bisnis yang telah digelutinya, kemudian ia juga menjelaskan bahwa enterpreneur harus bersahabat dengan kegagalan, kemudian ia juga menambahkan kata, “Jangan jadikan kegagalan sebagai momok ketakukan”. Menurutnya, orang yang memiliki produktivitas dan orientasi tinggi pasti akan bertahan, jangan hanya mengandalkan softskill tapi juga andalkan otak, selain itu ia juga memberikan penjelasan mengenai beberapa industri yang bisa bertahan di era 4.0 ini. “Peluang itu ada, enterpreneur itu bukan profesi tapi mental.” ujarnya. Ia juga menambahkan pesan bahwa pebisnis itu harus konsisten dan jangan pernah meremehkan orang lain serta perluas networking kita.
            Kemudian, pada sesi kedua materi yang disampaikan oleh Suryanto, dimana pada awalnya ia menjelaskan mengenai perkembangan revolusi industri yang ada hingga revolusi 4.0 yang kemudian ia menjelaskan mengenai beberapa cara dalam menumbuhkan jiwa enterpreneurship. Pertama ia berbicara mengenai revolusi mental, kemudian niat, tekad dan action dalam berwirausaha, memiliki jiwa pemberani, lalu peka terhadap peluang di sekeliling kita, menyimak bisnis orang lain, hingga aktif organisasi ekstra maupun intra. Ia juga mengatakan, “Jangan malu dan gengsi dalam berbisnis.” Kemudian ia juga menambahkan bahwa IT berpengaruh bagi kemajuan bisnis.
            Pada setiap sesi materi yang telah disampaikan oleh pemateri juga dilakukan sesi tanya jawab langsung bagi peserta yang ingin bertanya kepada pemateri. Setelah kedua sesi materi dan tanya jawab dilaksanakan sesi selanjutnya yakni sesi game review materi yang dilakukan dengan games kereta buta, dimana game dilakukan dengan pembentukan kelompok yang kemudian setiap kelompok bermain dengan saling memegang pundak satu sama lain anggota untuk mencari botol yang telah disediakan oleh panitia dengan mata yang terutup yang kemudian diarahankan satu orang pemandu atau ketua kelompok dibelakang anggota untuk mendapatkan botol yang dicari, pemenang dari setiap sesi games tersebut akan diberikan pertanyaan untuk mereview materi yang telah disampaikan pemateri, setelah game dilaksakan langsung dilanjutkan dengan pembagian hadiah bagi pemenang game yang kemudian kegiatan seminar ditutup dengan foto bersama.
Read More

Senin, 28 Mei 2018

aubmopsdkubwi

BIA (Bincang Ispiratif AUBMO) Menginspirasi Ksatria Bidikmisi PSDKU UNAIR di Banyuwangi


 Peserta Bincang Inspiratif AUBMO (BIA) Foto Bersama Pemateri (Foto : Panitia BIA)




Berita AUBMO - BIA (Bincang Inspiratif AUBMO) merupakan suatu program kerja dari Kementrian Riset dan Keilmuan AUBMO PSDKU 2018 dengan ketua pelaksananya adalah Ulviana Dewi Kumalasari Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat PSDKU Banyuwangi. Acara pada Sabtu (12/5) itu dihadiri oleh Mahasiswa Bidikmisi PSDKU dari seluruh angkatan dan program studi serta dihadiri juga oleh tamu undangan dari FORBIMWANGI (Forum Bidikmisi Politeknik Negeri Banyuwangi) sejumlah dua orang. Mohammad Aqim Askhabi, S. Sos. turut datang sebagai pemateri yang mengisi acara itu. BIA dilaksanakan di Ruang Kuliah A202 Kampus Giri PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi.

Acara Bincang Inspiratif AUBMO diadakan untuk menjadi sarana melatih softskill mahasiswa bidikmisi. Tahun ini mengambil tema Siap Mengabdi Untuk Negeri karena untuk memberikan wawasan tentang dunia pasca kampus, terutama tentang pengabdian. tutur Ulviana Dewi Kumalasari selaku ketua pelaksana BIA.

Acara BIA terlaksana cukup meriah dengan antusias para peserta. Mekanisme kegiatan itu adalah dengan pemaparan materi oleh Mohammad Aqim S., S.Sos. kemudian peserta diajak berdiskusi tentang mengabdi, serta beberapa permainan yang mampu memberikan cukup pandangan tentang mengabdi. Permainan yang dilaksanakan adalah tentang pentingnya mencari relasi dan mengenali diri sendiri untuk potensi kedepannya dalam membangun negeri.
Mohammad Aqim Askhabi, S.Sos. Memberikan Materi dalam Acara BIA (Foto : Panitia BIA)

“Dengan adanya acara ini, diharapkan mahasiswa tahu dan mengerti mengenai pandangan kehidupan atau langkah yang harus dilakukan setelah lulus nanti. Terutama pandangan mahasiswa tentang mengabdi. Dan semoga, BIA dapat dilaksanakan tiap tahunnya dengan tema yang berbeda sesuai dengan kebutuhan mahasiswa bidikmisi di PSDKU UNAIR Banyuwangi ini,” lanjut mahasiswa yang akrab dipanggil Ulvi.

Acara BIA itu tergolong cukup sukses. Hal ini dilihat dari kesan pesan peserta yang dituliskan pada selembar kertas yang mana mayoritasnya adalah berisikan kepuasan para peserta karena konsep acara yang bagus, materi yang menarik, mendapat motivasi, serta banyak yang berkata bahwa mereka terinspirasi. Dari hasil tersebut juga, terdapat jawaban dari para mahasiswa bidikmisi bahwa mereka memerlukan acara itu untuk dilaksanakan dengan pemateri dan tema yang berbeda di tahun-tahun mendatang.



video kegiatan BIA (youtube)


Penulis : Lulukatin Nasikhah – Menteri Kominfo
Editor : Kementrian Kominfo AUBMO PSDKU 2018

Read More

Selasa, 22 Mei 2018

aubmopsdkubwi

Nadia Marva Triana Juara 3 Lomba Karya Tulis Kisah Inspiratif yang Diadakan Oleh AUBMO Banyuwangi



Nadia Marva Triana - fakultas kedokteran hewan 2016 (foto: istimewa)



AKU DIDEPAN MIMPI
Kesempatan untuk menemukan kekuatan yang lebih baik dalam diri kita muncul ketika hidup terlihat sangat menantang”, Joseph Campbell

            Keluarga bagi aku adalah segalanya. Dari dan oleh keluarga aku belajar banyak hal, aku belajar mengasihi, menyayangi dan menjaga satu sama lain. Keluarga ku bukan keluarga kaya apalagi keluarga terpandang. Dari situ orang tua ku memenuhi semua kebutuhan keluarga dengan penuh perjuangan dan kesederhanaan. Hidup sederhana sudah aku rasakan sejak kecil dan hal itu yang membuat aku untuk tidak mau merasakan perjuangan sulit menjalani hidup ketika saatnya nanti aku dewasa.
 Seiring berjalannya waktu aku tumbuh menjadi gadis dewasa, tepatnya saat aku menginjak umur 17 tahun aku duduk dibangku SMA kelas XII. Aku bersekolah di SMA Negeri 1 Pekanbaru dimana mayoritas anak orang kaya dan pejabat sangat mendominasi. Awal masuk SMA aku tidak yakin bisa bertahan disekolah itu, bukan hanya dari segi kekayaan tetapi persaingan belajar dari siswanya sangat bersaing. Berjalannya waktu tidak terasa aku akan tamat dari bangku sekolah dan kehidupan baru akan aku mulai.
Pemikiran siswa SMA kelas XII setelah tamat akan melanjutkan kuliah. Ya benar, pemikiran seperti itu juga yang ada dibenak ku. Aku ingin kuliah dan harus kuliah di Jawa. Itulah prinsip yang dari dulu aku pegang. Tidak tahu alasan pastinya apa tapi aku ingin mencoba hal dan dunia baru diluar sana jauh dari kota asal ku. Suatu hari pernah tersirat pertanyaan besar apakah aku bisa kuliah. Pertanyaan besar itu membuat ku ingin mendapatkan jawabannya langsung dari orangtua. Aku bertanya kepada ayah “Bapak apakah nanti setelah tamat sekolah nadia boleh melanjutkan kuliah?”. Dengan spontan ayah ku menjawab, “Ya bisa nad, yang penting sekarang kamu belajar sungguh-sungguh dapat nilai bagus dan selalu berdoa. Bapak hanya bisa memotivasi dan mendoakan kamu. Untuk masalah uang memang kita tidak punya tapi bapak yakin kamu bisa kuliah.” Mendengar hal itu aku langsung menangis dan berkata, “Pak nadia kerja saja ya, nanti uangnya bisa bantu-bantu untuk kebutuhan keluarga kita. Kalau kuliah biayanya mahal pak”. Tetapi ayah ku menolak keinginan ku untuk bekerja karena orang tua ku punya keyakinan bahwa anaknya Nadia Marva Triana pasti bisa kuliah untuk menggapai cita-cita.
Hal itulah yang menjadi motivasi terbesar aku untuk kuliah. Hari demi hari aku lewati dengan penuh semangat, bahkan sahabat ku di sekolah sudah mulai membicarakan dimana mereka akan kuliah. Dan aku pun ikut menceritakan keinginan ku saat tamat sekolah nanti. Suatu hari pada saat pelajaran BK atau Bimbingan Konseling, guru ku menawarkan beasiswa yaitu Beasiswa Bidikmisi. Beasiswa itu hanya untuk siswa yang berprestasi dalam bidang akademik tetapi memiliki kesulitan ekonomi. Langsung saat pelajaran selesai, aku menemui guru Bk di ruangannya. Aku bertanya banyak hal tentang beasiswa yang disampaikan tadi karena aku belum tahu detailnya Beasiswa Bidikmisi itu seperti apa. Dan aku menceritakan semua keluh kesah ku kepada guru BK sekaligus meminta saran agar aku bisa kuliah tanpa harus membebani orangtua ku.
Setelah merasa jelas dengan penjelasan yang disampaikan, aku langsung menawarkan diri untuk mengikuti beasiswa tersebut. Singkat cerita sekolah telah mengajukan aku sebagai salah satu siswa penerima beasiswa bidikmisi. Dan orangtua ku sangat mendukung keputusan ku untuk mencoba beasiswa tersebut. Pada saat pembukaan jalur SNMPTN aku mencoba untuk memilih Universitas Airlangga sebagai pilihan pertama dan kedua. Sedangkan untuk pilihan ketiga tidak aku pilih.
Sehari setelah pengumuman kelulusan aku mendapat dua kabar bahagia yang pertama aku lolos seleksi di IPB jalur undangan dan yang kedua aku ternyata lolos SNMPTN. Sungguh aku sangat bersyukur karena Tuhan menjawab doa ku. Dengan sigap aku dan keluarga berkumpul untuk memutuskan mana jalan yang akan aku pilih. Akhirnya dengan mantap hati aku memilih Universitas Airlangga. Aku sangat bangga bisa menjadi mahasiswa disalah satu perguruan tinggi favorit di Indonesia.
Tetapi masalah selalu saja menemani langkah ku untuk terus berjalan maju. Kesulitan ekonomi keluarga ku benar-benar membuat aku dan keluarga harus berputar kepala memikirkan jalan keluar yang terbaik. Karena walaupun aku sudah sah menjadi mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi, tetapi untuk pencairan dana baru akan dimulai saat awal perkuliahan. Cerita perjuangan aku untuk bisa kuliah sangatlah panjang, mungkin bisa disebut sedikit dramatis.
Bahkan setelah di Banyuwangi aku masih harus berjuang. Aku dan ayah sesampainya di Banyuwangi langsung bergegas mencari kosan, padahal saat itu kami dalam keadaan baru saja sampai. Cuaca saat itu juga sangat panas dan membuatku ingin beristirahat saja. Tetapi ayah selalu menguatkan aku. Setelah cukup lama berjalan kaki mencari kosan, akhirnya kami menemukan kosan yang ayah ku rasa cukup aman, nyaman dan lokasinya tidak jauh dari kampus.
Pada saat ayah harus balik ke Pekanbaru, aku merasa sangat sedih. Tapi aku selalu menahan air mata ku didepan ayah. Aku tidak mau terlihat lemah didepan ayah. Karena ayah ku tidak pernah sedikit pun mengeluh. Padahal aku tahu betapa sulitnya beban keluarga yang beliau tanggung. Diakhir perjumpaan ku di Banyuwangi, ada perkataan ayah yang sampai saat ini terngiang, bahwa “jangan sia-sia kan perjuangan kita, perjuangan kamu untuk bisa kuliah, perjuangan keluarga untuk menyekolahkan kamu selama ini. Dan sekarang kita sama-sama berjuang, nadia berjuang hidup mandiri disini dan kuliah yang baik. Bapak dan keluarga berjuang dirumah untuk memenuhi kebutuhan keluarga kita.”
Yang aku tahu pada saat menghadapi masalah jangan pergi menjauhi masalah karena setiap kehidupan pasti memiliki sesuatu yang harus diperjuangkan. Jika diri kita merasa tidak sanggup atau bahkan merasa tidak ada jalan untuk mencapai sesuatu, maka hal paling pertama yang harus dilakukan adalah berdoa. Mengadu segalanya kepada Tuhan adalah cara terbaik yang dapat membuat hati dan pikiran menjadi tenang. Dan yang pasti hanya kepada Tuhanlah kita bisa melewati segala pergumulan hidup yang ada.
Akhir cerita, aku sangat bersyukur atas semua perjalanan hidup yang aku alami. Aku sangat bersyukur karena dengan adanya beasiswa bidikmisi ayah dan keluarga tidak perlu memikirkan pembayaran UKT, dan uang bulanan yang diberi sangatlah membantu kehidupan perkuliahan ku. Aku juga sangat bersyukur bisa kuliah karena disini aku belajar bagaimana sulitnya menjalani kehidupan tanpa sosok keluarga yang biasanya selalu ada dihari-hari ku. Yang sekarang aku menjadi belajar hidup mandiri, mengatur keuangan sendiri, mengatasi setiap masalah dengan lebih dewasa, dan banyak hal positif yang menempa diri ku menjadi Nadia yang lebih baik lagi.




karya: Nadia Marva Triana - fakultas kedokteran hewan 2016 
Read More
aubmopsdkubwi

Ika Putri Elviana Juara 1 Lomba Karya Tulis Kisah Inspiratif yang Diadakan Oleh AUBMO Banyuwangi


Ika Putri Elviana Akuntansi PSDKU Banyuwangi  (foto: istimewa)





BIDIKMISI, JEMBATAN MIMPI UNTUK BERPRESTASI
Ika Putri Elviana
Akuntansi (PSDKU Banyuwangi)

Aku adalah alumni siswi SMKN 1 Banyuwangi, yang notabene dimana lulusan SMK dipersiapkan untuk langsung bekerja tidak terkecuali, aku. Pertama kali mengetahui Beasiswa Bidikmisi melalui guru Bimbingan Konseling (BK) yang menginformasikan kepada siswa-siswi kelas XII yang ingin melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Berbekal dukungan ayah dan ibu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, hal tersebut tidak aku sia-siakan untuk mengikuti acara sosialisasi dan meminta form pendaftaran untuk didaftarkan sekolah agar mendapatkan ID dan password. Berbagai macam persyaratan mulai Fotocopy KTP, KK, PBB hingga Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) ditambah foto-foto yang harus dilampirkan meliputi foto rumah, dapur, kamar tidur dan masih banyak lagi aku persiapkan sendiri. Persyaratan-persyaratan harus diinput, upload hingga divalidasi dengan submit segala informasi. Bahkan saat keterbatasanku belum memiliki laptop dan karena banyaknya berkas yang harus diupload, aku harus bolak-balik ke warnet dari awal buka hingga tidak ada orang kecuali aku dan pemilik warnet.
Tidak lolos jalur SNMPTN, tidak menyurutkan langkahku untuk melanjutkan pendidikan. melalui Beasiswa Bidikmisi. Berbekal dukungan orang tua dan orang-orang disekitarku, aku mendaftar di jalur SBMPTN karena di dalam fikiranku, “yang penting aku bisa kuliah”.  Aku percaya dengan bertambahnya ilmu, derajat seseorang akan diangkat. Sesuai dengan Firman Allah SWT, Allah berjanji akan mengangkat derajat orang yang berilmu dan bertaqwa. Konsekuensi yang harus aku terima ketika mendaftar pada jalur SBMPTN, aku harus bersaing tidak hanya dengan siswa SMK tetapi SMA/MA dan sederajat di Indonesia. Banyak materi yang diujikan pada SBMPTN tidak aku dapatkan selama menjadi siswa SMK. Hal tersebut membuat aku untuk lebih berusaha dari membeli buku SBMPTN, meminjam buku ke kakak kelas yang lolos SBMPTN, menjadwal belajar hingga 6 jam per hari karena aku tidak mengikuti les persiapan SBMPTN hingga merayu Allah di sepertiga malamku. Selama tes SBMPTNpun aku hanya bisa menumpang di kosan kakak kelas agar menghemat biaya.
            Perjuangan itu seakan terbayarkan ketika aku dinyatakan lolos jalur SBMPTN dan menjadi mahasiswa Bidikmisi S1 Akuntansi (PDD Banyuwangi) Universitas Airlangga. Sebelum dinyatakan resmi sebagai mahasiswa Bidikmisi Universitas Airlangga, aku harus melakukan verifikasi data dan daftar ulang ke Surabaya. Proses verifikasi data Bidikmisi aku ditemani ayahku, ketentuan Universitas mewajibkan untuk didampingi orang tua. Di Surabaya, karena kami tidak memiliki sanak saudara maka kami tidur di Musholla FKM Kampus C UNAIR Surabaya yang berdekatan dengan lokasi verifikasi dan daftar ulang. Awalnya kami tidak diijinkan oleh petugas keamanan kampus untuk bermalam, akan tetapi setelah proses lobbying dan adanya persyaratan yang harus dilakukan untuk menyerahkan KTP maka kami diijinkan. Bermalam di Musholla selama 2 malam dan ditemani nyamuk-nyamuk Surabaya menjadi awal perjuanganku menjadi mahasiswa Bidikmisi.
            Pada awal perkuliahan, kegiatan akademik dengan jadwal yang berubah-ubah hingga beban SKS sampai pernah 12 SKS per hari tidak menjadi halangan bagiku untuk meraih predikat cumlaude pada semester 1 dengan mendapatkan IPK 3.88. Bagiku, pada semester 1 2 merupakan awal penyesuaian kegiatan perkuliahan. Pada semester berikutnya, berbekal beberapa pengalaman waktu SMK diantaranya mendapatkan harapan III Olimpiade Akuntansi dan Pasar Modal tingkat SMA/SMK se Kabupaten Banyuwangi, juara 2 Accounting Olympiad tingkat Jawa Bali, menjadi lulusan terbaik ketiga tingkat jurusan akuntansi, hingga pernah mewakili sekolah dalam Lomba Kompetensi Siswa (LKS) bidang akuntansi tingkat Jawa Timur yang merupakan ajang bergengsi SMK yang diadakan setiap tahunnya aku memberanikan diri untuk mengikuti beberapa perlombaan selama kuliah.
Tahun 2016 merupakan jejak awal untuk mencetak prestasi. Berdasarkan jargon AUBMO UNAIR, “Bersatu, Berkarya, Meraih Asa” aku bertekad untuk menghasilkan sebuah karya.  Karya pertama yang aku hasilkan adalah business plan, alhamdulillah aku dan tim lolos pendanaan dari Pusat Pembinaan Karir dan Kewirausahaan (PPKK) dalam Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Universitas Airlangga. Pada kesempatan lainnya, aku dan tim berkesempatan mempresentasikan business plan dalam Business Competition and Achievement (BCA) yang diadakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga yang mengantarkan kami menjadi Finalis 15 Besar. Prestasi selanjutnya menjadi Semifinalist dalam National Agritech Festival and Exhibition (NAFTEX) Business Plan Competition yang diselenggarakan Universitas Brawijaya. Aku juga pernah menjadi juara 3 Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES) angkatan pertama PDD Universitas Airlangga di Banyuwangi.
Motivasi terbesarku untuk terus berprestasi adalah menjadi angkatan pertama harus membuat pijakan prestasi sehingga menjadi contoh dan panutan bagi angkatan-angkatan selanjutnya. Maka dari itu, aku tertantang untuk membuktikan pada orang lain bahwa Mahasiswa Bidikmisi dan Universitas Airlangga Banyuwangi juga bisa mendunia. Aku terpilih menjadi Indonesian Delegate pada Youth Entrepreneurship Symposium (YES) merupakan ajang tahunan entrepreneur yang diikuti oleh kurang lebih 300 peserta di Asia Tenggara yang diselenggarakan pada National University of Singapore (NUS) Business School pada 12 – 16 Juni 2016. Meski awalnya tidak diijinkan oleh orang tua karena harus berangkat seorang diri, aku berusaha meyakinkan ayah dan ibu bahwa perlombaan ini merupakan suatu tanggung jawab karena akomodasi perlombaan ini dibiayai oleh kampus dan tidak tanggung-tanggung Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menghibahkan dana senilai 10 juta.


foto bersama delegasi lainya dalam ajang "youth Entrepreneurship Symposium" (foto: istimewa)



Tahun 2017 aku memfokuskan untuk mengikuti perlombaan pada bidang akuntansi, aku dan tim berkesempatan menginjakkan kaki di Jakarta dan menjadi semifinalist dalam Accounting and Tax Competition pada Universitas Gunadarma yang diikuti 29 Universitas di Indonesia. Aku juga pernah menjadi Juara 3 Economic Champion di Universitas Muhammadiyah Jember. Jalan untuk terus berprestasi tidak selalu mulus, terkadang kita harus tersandung untuk mengingatkan kita dalam mengatur langkah ke depan. Hal tersebut terjadi saat aku dan tim lolos babak penyisihan dan mengaharuskan kami berangkat ke Palembang pada Sriwijaya Accounting Olympiad (SAND) Universitas Sriwijaya, karena keterbatasan biaya dan tidak mendapatkan dana kampus kami pun tidak berangkat yang secara otomatis kami gugur dalam perlombaan. Aku yakin, saat kita menemui jalan buntu masih ada jalan lain untuk mencapai suatu tujuan. Terbukti pada saat tahun 2018, aku dan tim kembali lolos pada perlombaan Accounting and Tax Competition Universitas Gunadarma 2018.
Jika dalam akuntansi terdapat istilah balance antara debet dan kredit, menjadi mahasiswa juga harus menyeimbangkan antara kegiatan akademik dan non akademik. Aku aktif berorganisasi pada kepengurusan AUBMO 2014-2015 sebagai Koor. Kementerian Keuangan dan Himpunan Mahasiswa Akuntansi 2015-2016 sebagai Bendahara I. Menjadi mahasiswa Bidikmisi berarti menjadi mahasiswa pilihan Negara. Bagaimana tidak, beasiswa Bidikmisi berasal dari pajak rakyat maka sepatutnya memberikan kebermanfaatan untuk rakyat. Maka sebagai mahasiswa Bidikmisi bukan hanya berprestasi, tetapi juga bagaimana untuk mengabdi. Aku buktikan selama kuliah tergabung dalam beberapa kegiatan sosial sebagai volunteer diantaranya bersih kali Sukorojo Kecamatan Cungking, bakti sosial Pekan Lansia Ceria dalam pembagian sembako, dan bakti sosial pembagian takjil pada bulan Ramadhan dan bakti sosial pembagian susu kedelai untuk anak-anak yang semuanya merupakan program-program AUBMO PSDKU Banyuwangi. Kontribusi mengaplikasikan ilmuku agar bermanfaat untuk masyarakat aku lakukan dengan mengajari pembukuan bagi pedagang-pedagang lokal di Desa Gombengari pada acara Kampoeng Aks1 dan menjadi Narasumber pengembangan bisnis potensi lokal di Desa Tamansari dalam acara Pengabdian Masyarakat Dosen Program Studi Akuntansi. Kontribusi pada sisi pendidikan, aku pernah menjadi english volunteer pada program Gerakan Airlangga Mengajar 2017. Selain itu, aku pernah mengajar di Kampung Baca Taman Rimba (BATARA) yang terletak di Desa Papring, Kalipuro dimana untuk mencapai lokasi melewati jalan yang sangat terjal karena berada pada kawasan hutan. Saat ini, aku aktif pada komunitas sosial Banyuwangi Jempol yang memfokuskan pada kegiatan peningkatan kualitas pendidikan bagi Sekolah Dasar (SD) yang berada di wilayah terpencil di Banyuwangi.
            Aku sangat bersyukur atas pengalaman-pengalamanku dan semua pengalaman yang berhasil aku dapatkan selama kuliah atas dasar dukungan orang-orang di sekitarku terutama ayah dan ibu yang selalu menemani dalam mencapai impianku. Aku yakin, mimpi besar terbentuk dari mimpi-mimpi kecil yang diwujudkan. Melalui pendidikan, diharapkan Indonesia dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya dan Bidikmisi hadir sebagai jembatan mimpi dalam memutus mata rantai kemiskinan bagi pelajar Indonesia yang mengalami kesulitan finansial untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Aku percaya nantinya mahasiswa Bidikmisi dapat menciptakan perubahan yang lebih baik untuk Indonesia. Semoga kisah ini memotivasi dan menginspirasi mahasiswa Bidikmisi agar terus berprestasi sehingga dapat meningkatkan kualitas diri. Mahasiswa Bidikmisi, semangat untuk berprestasi! Terimakasih Bidikmisi!



karya : Ika Putri Elviana (Akuntansi PSDKU Banyuwangi 2014)
Read More
aubmopsdkubwi

Hefinka Anevia Nurul H. Juara 2 Lomba Karya Tulis Kisah Inspiratif yang Diadakan Oleh AUBMO Banyuwangi


Hefinka Anevia Nurul Hidayah – S1 Kesehatan Masyarakat (foto: istimewa)


           
MIMPI SALES KOSMETIK MENJADI SARJANA


“jangan menjadikan kesulitan dan kelemahan sebagai titik lemah diri, tetapi mampukanlah mencari solusi berani untuk kesulitan dan kelemahan sebagai cara meningkatkan kualitas diri”
Hefinka Anevia Nurul Hidayah – S1 Kesehatan Masyarakat     

      
Namaku Hefinka. Aku berasal Desa Bleber, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri. Desa yang berada di perbatasan kabupaten. Aku tinggal bersama nenek, karena kondisi keluarga yang broken home. Beliau adalah pahlawan hebat penguatku untuk tegar dan sabar. Beliau berhasil menjadi ibu, ayah, bahkan sahabat selama perjalanan hidupku. Sselama kelas 6 SD sampai aku lulus SMA, nenek berjuang menjadi buruh tani untuk biaya pendidikanku. Kondisi ini tidak menyurutkan semangatku untuk berprestasi. Alhamdulillah selama SD sampai SMA aku selalu masuk peringkat 3 besar.
Terus membangun mimpi-mipmiku. Hari itu adalah pengumuman kelulusan SMP. Aku menyampaikan keinginan untuk melanjutkan ke SMA pada nenek. Seketika nenek diam dan ada kekhawatiran. Sedih ketika nenek mengatakan ketidakmampuannya untuk membiayaiku untuk SMA. Bukankah Allah SWT. adalah yang paling kaya dan selalu menunggu permintaan apapun dari umatnya. Aku berusaha menguatkan nenek. Sampai suatu hari nenek memberikan izin mendaftarkan di SMA. Aku berjanji untuk membuat beliau bangga dan tersenyum.
Sering nenek mengajakku sholat tahajud untuk meminta pada Allah SWT. agar impianku terwujud. Do’a adalah kekuatan untuk lebih dekat dengan Allah SWT. atas segala impian manusia. Selama SMA aku mendapatkan beasiswa. Waktu itu, 2012 aku menjadi Juara 1 Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) cabang baca puisi tingkat Kabupaten Kediri, mewakili SMA-SMK mengikuti PIK-R se-Kabupaten Kediri dan alhamdulillah wisuda dengan menjadi siswa predikat berprestasi.
Kekuatan dalam diri semakin besar ditambah dengan do’a dan semangat dari orang-orang sekitar. Aku berjuang mewujudkan impianku untuk melanjutkan kuliah. Setiap hari ke warnet untuk mengumpulkan informasi beasiswa sebanyak-banyaknya.  Aku lulus SMA pada 2013. Ketika Allah SWT. memintaku untuk menunggu dan sabar dari impianku untuk bisa kuliah. Aku gagal masuk dari 9 universitas termasuk Universitas Airlangga. Terus membangun motivasi dalam diri “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.
Aku memberikan keputusan untuk bekerja di Banjarmasin. Selama merantau aku banyak belajar tentang perjuangan hidup. Itu adalah pertama kalinya aku bekerja dan menjadi sales kosmetik. Selama 6 bulan di sana aku pun tidak melupakan mimpiku. Setiap hari selesai bekerja selalu aku sempatkan untuk mengerjakan satu soal sebagai bentuk ikhitar.
Tidak pernah aku mencatat dalam impian untuk bekerja sebagai sales kosmetik. Teka-teki hidup yang dibuat Allah SWT. selalu indah jika manusia berprasangka baik dan sabar. Aku mulai menyadari sulitnya mendapatkan uang seribu rupiah dalam sehari. Aku ingat perjuangan nenek dan harus membahagiakan beliau. Membuktikan pada semua orang tuaku. Pelajaran untuk menghargai orang lain dan menjadi manusia gigih.
Impianku belum kering. Aku percaya pasti bisa kuliah. Niatku merantau untuk menabung dan bisa membeli buku persiapan SBMPTN 2014. Tepatnya pada 1 Maret 2014 aku pulang ke Kediri dan mempersiapkan tes tulis. Aku kembali menghubungi guru Bimbingan Konseling di SMA untuk membantu mendaftarkan Bidik Misi.
Hingga akhirnya, pengumuman SBMPTN 2014 dan alhamdulillah aku diterima di Universitas Airlangga dengan jurusan S1 Kesehatan Masyarakat. Akhirnya, aku berkesempatan mengajak nenek datang ke kampus dalam acara sambut mahasiswa baru Bidik Misi 2014. Impian cucu seorang buruh tani dari desa yang berada di perbatasan Kabupaten Kediri untuk mengasah ilmu di kampus impian ini terwujud.
Membuat nenek dan orang tuaku bangga selama kuliah adalah prioritas. Prinsip menghadapi hidup dengan sabar dan penuh keberanian. Mewujudkan impian adalah caraku berterimakasih kepada beasiswa Bidik Misi. Organisasi kampus adalah nyawaku untuk mengembangkan pribadi lebih baik, aktivitas sosial bersama komunitas, mengasah hobi dengan kompetisi, serta mempertajam keilmuwan sebagai calon sarjana Kesehatan Masyarakat.
Deretan mimpi adalah yang mampu membakar semangatku untuk terus berjuang. Impian keliling Indonesia alhamdulillah tercapai. Ketika Agustus 2016 menjadi delegasi mahasiswa dalam acara Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) oleh Kemenristek di Solo, September 2016-Januari 2017 menjadi delegasi Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara (PERMATA) oleh Kemenristek di Palu.
Mahasiswa Pertukaran Tanah Air Nusantara (PERMATA) 2016 di Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah

Selama program PERMATA ada teman sesama Bidik Misi PERMATA dari Universitas Mataram dan kami juara 1 tingkat Universitas Tadulako dalam kompetisi Pekan Ilmiah Mahasiswa Universitas Tadulako. Kegigihan mewujudkan impian dan perjuangan harus dilakukan di manapun berada.

Menulis adalah hobi yang tidak bisa saya lepaskan. Alhamdulillah 2015 menjadi juara 1 LKTI dari UKM Penalaran Universitas Andalas, juara 3 Lomba Baca Puisi dari LDK PSDKU UNAIR di Banyuwangi, pada 2017 menjadi 10 finalis lomba cipta dan baca puisi di Universitas Mataram, menjadi 15 mahasiswa Bidik Misi inspiratif Indonesia dalam Gebyar Mahasiswa Bidik Misi Nasional di Bangka Belitung.


Pengurus PSDM Kelurga Mahasiswa 2014/2015


 Selain itu, PSDM Keluarga Mahasiswa PDD UNAIR di Banyuwangi 2015, bidang organisasi menjadi Koordinator Administrasi dan Kesekretariatan AUBMO di Banyuwangi 2014-2016, Koordinator Divisi Intelektual Application Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat 2015-2016, anggota Divisi Mahasiswa Beprestasi Garuda Sakti 2015-2016 dan ikut mengaktifkan diri di komunitas sosial sebagai relawan.


Kondisi apapun harus membuat diriku tumbuh gigih, tidak menyesali kehidupan yang terbatas meskipun kondisi orang tua yang berbeda dari teman yang lainnya. Percaya Allah SWT. yang selalu menolong dalam pencapaian impian. Hidupku hari ini adalah untuk esok yang lebih baik dengan memanfaatkan setiap waktu dan energi untuk membuat orang di sekitar tersenyum dan bermanfaat. Bahkan semakin hari mimpi-mimpi itu semakin kuat, mimpiku adalah mimpi Indonesia juga. Terima kasih Kemenristek, Bidik Misi, UNAIR dan setiap orang-orang yang selalu menjadi pengaruh besar dalam jengkal terwujudnya impian ini. 




karya : Hefinka Anevia Nurul Hidayah – S1 Kesehatan Masyarakat 2014
Read More

Selasa, 15 Mei 2018

aubmopsdkubwi

AUBMO UNAIR Banyuwangi Gelar ”Ngaos Sareng Lare Bidik Misi”

PROGRAM pengabdian masyarakat Organisasi Mahasiswa Bidik Misi Universitas Airlangga (AUBMO) PSDKU di Banyuwangi di TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an) Al Hafidz Perum Sobo Indah Banyuwangi, Kamis (19/4). (Foto: Isimewa)


AUBMO PSDKU - Organisasi Mahasiswa Bidikmisi Universitas Airlangga (AUBMO) PSDKU di Banyuwangi kembali mengadakan kegiatan sosial. Kali ini kegiatan tersebut bertajuk Ngaos Sareng Lare Bidikmisi. Bertema ”Belajar Sambil Berbagi Satu Huruf Guna Abadi”, kegiatan itu digelar pada Kamis (19/4).
Ngaos Sareng Lare Bidik Misi dibuka oleh Hodimatum Mahiroh, ketua AUBMO PSDKU UNAIR di Banyuwangi. Kegiatan tersebut melibatkan panitia dan volunteer dari mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi.
Total ada 20 mahasiswa yang turut serta. Mereka bekerja sama dengan takmir masjid, pengajar ngaji, serta ketua RT setempat. Kegiatan itu digelar di TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an) Al Hafidz Perum Sobo Indah Banyuwangi. Pesertanya adalah santri dan santriwati TPQ tersebut. Yakni, mencapai 40 anak.
Menurut Koordinator Kementerian Pengabdian Masyarakat (Pengmas) AUBMO PSDKU UNAIR di Banyuwangi Hayunda Fajri Solihah, kegiatan itu merupakan proker (program kerja) pertama dari divisi pengmas.
”Alhamdulillah, kegiatan tersebut berjalan dengan lancar,” ungkapnya.
Para santri sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Mereka sangat senang atas kehadiran para panitia dan volunteer. Sebab, para panitia dan volunteer ikut belajar bersama dan mendampingi para santri saat mengaji.
“Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan sosial kemasyarakatan dengan sasaran para santriwan dan santriwati TPQ Al Hafidz Perum Sobo Indah Banyuwangi,” ujar Hyunda.
Selain sebagai pengabdian, kegiatan tersebut terselengara atas permintaan pihak TPQ karena minimnya jumlah sumber daya manusia (SDM) di sana. Mengingat, jumlah santri di TPQ tersebut lumayan banyak. Akibatnya, proses belajar belum dapat dimaksimalkan.
”Karena itu, harapannya dengan adanya kegiatan ini, permasalahan itu mampu sedikit demi sedikit diselesaikan. Sekaligus, program pengabdian tersebut menjadi ladang amal bagi mahasiswa bidikmisi untuk menularkan ilmu agama dan ngaji mereka,” ujarnya.
”Selain itu, kami berharap kegiatan ini dapat berlanjut sampai pada periode kepengurusan berikutnya,” imbuhnya. (*)
Sumber: http://news.unair.ac.id/2018/04/24/aubmo-unair-banyuwangi-gelar-ngaos-sareng-lare-bidik-misi/
Penulis: Siti Mufaidah
Editor: Feri Fenoria

Read More