AUBMO PSDKU– Risiko jauh dari kampus utama, terutama organisasi
induk, telah memberikan warna sekaligus mendewasakan AUBMO (Organisasi
Bidikmisi Universitas Airlangga, red) Program Studi di Luar Kampus Utama
(PSDKU) Universitas Airlangga di Banyuwangi. Terbukti, empat tahun dengan ragam
tantangan dan hambatan mampu mereka lewati. Yakni, dibentuk pada 2014 hingga
kini 2018.
Ketua AUBMO PSDKU UNAIR di Banyuwangi 2018 Hodimatum
Mahiroh mengungkapkan, organisasi yang dipimpinnya merupakan perpanjangan dari
yang ada Surabaya, UNAIR pusat. Meski demikian, seluruh hal terkait
keorganisasian telah menjadi wewenang AUBMO PSDKU.
Menurut Mahi –sapaan akrabnya–, dalam masa peralihan
kepenguruan di PSDKU, AUBMO pusat melalui perwakilannya juga melakukan
pendampingan. Mereka juga berkunjung ke PSDKU. Sementara itu, soal struktur
keorganisasian di PSDKU, lanjut dia, terdapat lima kementerian. Hal itu cukup
berbeda dengan keorganisasian di AUBMO pusat, UNAIR.
“Jadi, Surabaya (AUBMO pusat, Red) membentuk badan
pengurus istimewa di Banyuwangi. Soal AD/ART, kami include sana (AUBMO
pusat),” sebutnya. “Untuk pemilihan ketua dan program kerja pengurus, semuanya
diserahkan di sini (AUBMO PSDKU),” imbuhnya saat ditemui UNAIR
NEWS pada Sabtu (10/3) di Kampus Sobo, PSDKU UNAIR di
Banyuwangi.
Yang utama dari keberadaan AUBMO di PSDKU, tambah Mahi,
adalah mengayomi segenap mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi. Beasiswa yang
berisi bantuan biaya pendidikan hingga lulus bagi mahasiswa berprestasi yang
berasal dari kalangan kurang mampu.
Khususnya, ungkap Mahi, pendampingan mahasiswa dalam
menempuh pendidikan tinggi, baik secara moral maupun materiil. Misalnya,
melalui diskusi bulanan mulai laporan kegiatan hingga gathering.
Selain itu, AUBMO berupaya memberikan wadah maupun fasilitas pengembangan untuk
mahasiswa bidikmisi.
“Bidikmisi merupakan kesempatan untuk meraih asa. Di
sisi lain, ini juga menjadi tanggung jawab kami untuk sebisa mungkin memberikan
sesuatu hal yang terbaik bagi bangsa,” ungkapnya.
Karena itu, dalam kepengurusannya, jelas Mahi,
program-program pengembangan soft skillmahasiswa menjadi
salah satu hal yang utama. Salah satunya, program mulai pengembangan,
pelatihan, hingga pendampingan bidang keilmuan dan kewirausahaan. Termasuk
program-program kemasyarakatan.
Mahi sangat menyadari bahwa niat maupun hal baik bukan
sekadar sesuatu yang jatuh dari langit, tanpa didasari tekad, juga usaha yang
keras. Seperti halnya ungkapan “Jer Basuki Mawa Bea”. Namun, bagi dia,
tantangan demi hambatan yang muncul itu merupakan tahapan alias proses menuju
hal yang baik.
Prinsip birdikari akhirnya menjadi hal yang secara tidak
langsung terbentuk dalam keorganisasiaannya tersebut. Yakni, konsep dari,
untuk, dan oleh mahasiswa bidikmisi PSDKU UNAIR di Banyuwangi menjadi
pilihannya. Khususnya dalam memupuk cita dan berupaya berkembang bersama-sama.
“Memenuhi program kegiatan itu, kami mengadakan iuran
setiap semester. Atau memotong uang bulanan. Setiap mahasiswa Rp. 60.000,”
katanya.
Ke depan, AUBMO PSDKU UNAIR di Banyuwangi melalui
kepengurusannya bertekad memperlebar kiprah mahasiswa Bidikmisi dalam program
pendidikan dan pengabdian. Yakni, melalui penjajakan kerja sama dengan
organisasi kampus semacamnya di lngkungan terdekat di Banyuwangi.
“Juga mendorong adanya forum komunikasi bidikmisi di
lingkup PSDKU,” sebutnya. (*)
Sumber : http://news.unair.ac.id/2018/03/20/aubmo-psdku-bertekad-mengayomi-penerima-bidikmisi-unair-banyuwangi/
Penulis: Feri Fenoria
Editor: Nuri Hermawan