Follow Us

Selasa, 22 Mei 2018

aubmopsdkubwi

Nadia Marva Triana Juara 3 Lomba Karya Tulis Kisah Inspiratif yang Diadakan Oleh AUBMO Banyuwangi



Nadia Marva Triana - fakultas kedokteran hewan 2016 (foto: istimewa)



AKU DIDEPAN MIMPI
Kesempatan untuk menemukan kekuatan yang lebih baik dalam diri kita muncul ketika hidup terlihat sangat menantang”, Joseph Campbell

            Keluarga bagi aku adalah segalanya. Dari dan oleh keluarga aku belajar banyak hal, aku belajar mengasihi, menyayangi dan menjaga satu sama lain. Keluarga ku bukan keluarga kaya apalagi keluarga terpandang. Dari situ orang tua ku memenuhi semua kebutuhan keluarga dengan penuh perjuangan dan kesederhanaan. Hidup sederhana sudah aku rasakan sejak kecil dan hal itu yang membuat aku untuk tidak mau merasakan perjuangan sulit menjalani hidup ketika saatnya nanti aku dewasa.
 Seiring berjalannya waktu aku tumbuh menjadi gadis dewasa, tepatnya saat aku menginjak umur 17 tahun aku duduk dibangku SMA kelas XII. Aku bersekolah di SMA Negeri 1 Pekanbaru dimana mayoritas anak orang kaya dan pejabat sangat mendominasi. Awal masuk SMA aku tidak yakin bisa bertahan disekolah itu, bukan hanya dari segi kekayaan tetapi persaingan belajar dari siswanya sangat bersaing. Berjalannya waktu tidak terasa aku akan tamat dari bangku sekolah dan kehidupan baru akan aku mulai.
Pemikiran siswa SMA kelas XII setelah tamat akan melanjutkan kuliah. Ya benar, pemikiran seperti itu juga yang ada dibenak ku. Aku ingin kuliah dan harus kuliah di Jawa. Itulah prinsip yang dari dulu aku pegang. Tidak tahu alasan pastinya apa tapi aku ingin mencoba hal dan dunia baru diluar sana jauh dari kota asal ku. Suatu hari pernah tersirat pertanyaan besar apakah aku bisa kuliah. Pertanyaan besar itu membuat ku ingin mendapatkan jawabannya langsung dari orangtua. Aku bertanya kepada ayah “Bapak apakah nanti setelah tamat sekolah nadia boleh melanjutkan kuliah?”. Dengan spontan ayah ku menjawab, “Ya bisa nad, yang penting sekarang kamu belajar sungguh-sungguh dapat nilai bagus dan selalu berdoa. Bapak hanya bisa memotivasi dan mendoakan kamu. Untuk masalah uang memang kita tidak punya tapi bapak yakin kamu bisa kuliah.” Mendengar hal itu aku langsung menangis dan berkata, “Pak nadia kerja saja ya, nanti uangnya bisa bantu-bantu untuk kebutuhan keluarga kita. Kalau kuliah biayanya mahal pak”. Tetapi ayah ku menolak keinginan ku untuk bekerja karena orang tua ku punya keyakinan bahwa anaknya Nadia Marva Triana pasti bisa kuliah untuk menggapai cita-cita.
Hal itulah yang menjadi motivasi terbesar aku untuk kuliah. Hari demi hari aku lewati dengan penuh semangat, bahkan sahabat ku di sekolah sudah mulai membicarakan dimana mereka akan kuliah. Dan aku pun ikut menceritakan keinginan ku saat tamat sekolah nanti. Suatu hari pada saat pelajaran BK atau Bimbingan Konseling, guru ku menawarkan beasiswa yaitu Beasiswa Bidikmisi. Beasiswa itu hanya untuk siswa yang berprestasi dalam bidang akademik tetapi memiliki kesulitan ekonomi. Langsung saat pelajaran selesai, aku menemui guru Bk di ruangannya. Aku bertanya banyak hal tentang beasiswa yang disampaikan tadi karena aku belum tahu detailnya Beasiswa Bidikmisi itu seperti apa. Dan aku menceritakan semua keluh kesah ku kepada guru BK sekaligus meminta saran agar aku bisa kuliah tanpa harus membebani orangtua ku.
Setelah merasa jelas dengan penjelasan yang disampaikan, aku langsung menawarkan diri untuk mengikuti beasiswa tersebut. Singkat cerita sekolah telah mengajukan aku sebagai salah satu siswa penerima beasiswa bidikmisi. Dan orangtua ku sangat mendukung keputusan ku untuk mencoba beasiswa tersebut. Pada saat pembukaan jalur SNMPTN aku mencoba untuk memilih Universitas Airlangga sebagai pilihan pertama dan kedua. Sedangkan untuk pilihan ketiga tidak aku pilih.
Sehari setelah pengumuman kelulusan aku mendapat dua kabar bahagia yang pertama aku lolos seleksi di IPB jalur undangan dan yang kedua aku ternyata lolos SNMPTN. Sungguh aku sangat bersyukur karena Tuhan menjawab doa ku. Dengan sigap aku dan keluarga berkumpul untuk memutuskan mana jalan yang akan aku pilih. Akhirnya dengan mantap hati aku memilih Universitas Airlangga. Aku sangat bangga bisa menjadi mahasiswa disalah satu perguruan tinggi favorit di Indonesia.
Tetapi masalah selalu saja menemani langkah ku untuk terus berjalan maju. Kesulitan ekonomi keluarga ku benar-benar membuat aku dan keluarga harus berputar kepala memikirkan jalan keluar yang terbaik. Karena walaupun aku sudah sah menjadi mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi, tetapi untuk pencairan dana baru akan dimulai saat awal perkuliahan. Cerita perjuangan aku untuk bisa kuliah sangatlah panjang, mungkin bisa disebut sedikit dramatis.
Bahkan setelah di Banyuwangi aku masih harus berjuang. Aku dan ayah sesampainya di Banyuwangi langsung bergegas mencari kosan, padahal saat itu kami dalam keadaan baru saja sampai. Cuaca saat itu juga sangat panas dan membuatku ingin beristirahat saja. Tetapi ayah selalu menguatkan aku. Setelah cukup lama berjalan kaki mencari kosan, akhirnya kami menemukan kosan yang ayah ku rasa cukup aman, nyaman dan lokasinya tidak jauh dari kampus.
Pada saat ayah harus balik ke Pekanbaru, aku merasa sangat sedih. Tapi aku selalu menahan air mata ku didepan ayah. Aku tidak mau terlihat lemah didepan ayah. Karena ayah ku tidak pernah sedikit pun mengeluh. Padahal aku tahu betapa sulitnya beban keluarga yang beliau tanggung. Diakhir perjumpaan ku di Banyuwangi, ada perkataan ayah yang sampai saat ini terngiang, bahwa “jangan sia-sia kan perjuangan kita, perjuangan kamu untuk bisa kuliah, perjuangan keluarga untuk menyekolahkan kamu selama ini. Dan sekarang kita sama-sama berjuang, nadia berjuang hidup mandiri disini dan kuliah yang baik. Bapak dan keluarga berjuang dirumah untuk memenuhi kebutuhan keluarga kita.”
Yang aku tahu pada saat menghadapi masalah jangan pergi menjauhi masalah karena setiap kehidupan pasti memiliki sesuatu yang harus diperjuangkan. Jika diri kita merasa tidak sanggup atau bahkan merasa tidak ada jalan untuk mencapai sesuatu, maka hal paling pertama yang harus dilakukan adalah berdoa. Mengadu segalanya kepada Tuhan adalah cara terbaik yang dapat membuat hati dan pikiran menjadi tenang. Dan yang pasti hanya kepada Tuhanlah kita bisa melewati segala pergumulan hidup yang ada.
Akhir cerita, aku sangat bersyukur atas semua perjalanan hidup yang aku alami. Aku sangat bersyukur karena dengan adanya beasiswa bidikmisi ayah dan keluarga tidak perlu memikirkan pembayaran UKT, dan uang bulanan yang diberi sangatlah membantu kehidupan perkuliahan ku. Aku juga sangat bersyukur bisa kuliah karena disini aku belajar bagaimana sulitnya menjalani kehidupan tanpa sosok keluarga yang biasanya selalu ada dihari-hari ku. Yang sekarang aku menjadi belajar hidup mandiri, mengatur keuangan sendiri, mengatasi setiap masalah dengan lebih dewasa, dan banyak hal positif yang menempa diri ku menjadi Nadia yang lebih baik lagi.




karya: Nadia Marva Triana - fakultas kedokteran hewan 2016 

aubmopsdkubwi

About aubmopsdkubwi -

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :